Perkuliahan Kapita Selekta Kamis 11 September 2014 oleh Dra. Sarah Santi, M.Si
Ya! Mengenai pemilihan presiden
dan wakil presiden pada 9 Juli kemarin. Seperti yang kita ketahui bersama, ada
konflik antara lembaga hitung cepat (quick count) yang satu dengan yang lain. Mengapa hal itu
dapat terjadi? Lalu apakah perbedaan survei, quick count ,dan exit poll dalam
pemilu kemarin?
Pembahasan mengenai perbedaan
survei, quick count maupun exit poll akan dibahas lebih lanjut dalam
perkuliahan kali ini.
Adapun persamaan ketiga-tiganya
adalah sama-sama berpegang pada metode ilmiah. Jika hal ini ditetapkan pada
ketiga lembaga tersebut, maka akan terhindar dari kerisuhan, karena hasilnya
akan sama. Perbedaannya hanya tergantung dari sudut pandang yang melihat.
Mengapa pada akhirnya capres dan
cawapres hanya menampilkan 2 kandidat? Dan mengapa terpilih pula cawapres yang
mendampingi masing-masing kandidat? Karena berdasarkan hasil survei yang
dilakukan sebelum pemilu, hasil survei hanya memunculkan 2 calon kandidat yang
pantas untuk dipilih, yaitu Jokowi dan Prabowo. Selain itu, survei juga
menunjukan bahwa Jusuf Kalla akan cocok jika dipasangkan dengan Jokowi,
demikian juga dengan Hatta Rajasa dan Prabowo. Ke
dua pasangan ini akan
memberikan banyak kontribusi ketimbang jika Jusuf Kalla dipasangkan dengan
prabowo maupun sebaliknya.
Disini survei dinilai penting
karena pada dasarnya survei ada karena adanya sistem demokrasi (pemilihan
langsung dari rakyat). Surveypun juga berperan untuk mengawasi pendapat opini
publik.
1. Survey
membuat pemerintahan yang terpilih dengan demokratis menjadi legitimate,
stabil, bertanggung jawab dan efektif.
2. Survey
merupakan barometer aspirasi masayarakat, sehingga survey perlu diberlakukan
berkala.
3. Survey
sebagai mekanisme sistematik, melalui metode ilmiah dianggap mampu mendeteksi
opini dan aspirasi publik
4. Survey
dianggap dapat menjaga demokrasi
5. Survey
juga dianggap dapat memonitoring opini publik untuk mengetahui persepsi,
harapan, evaluasi publik atas kebijakan dan proses
Dalam sebuah kasus seperti
pemilihan umum kemarin, survey berperan untuk memahami perilaku voters untuk
partai dalam membuat keputusan. Partai dituntut untuk mempunyai gambaran para
calon dari survey apakah orang tersebut mempunyai potensi untuk menang atau
tidak.
Adapun 5 market politic campaign
yang mempengaruhi kandidat adalah:
1. Media
2. Voters
3. Party
organizer
4. Contributors
(pemilik media/ orang yang bisa berkontribusi)
5. Interest,
group, issue, activists, constituen, dll (orang yang mempunyai kepentingan
tertentu)
Kesimpulan dari survey adalah,
survey hanya merupakan memberi gambaran (memotret) presepsi/ opini publik
kepada suatu kurun waktu yang terbatas.
Lain halnya dengan Quick count,
dimana quick count mau melihat hasil perhitungan suara. Dengan menggunakan
teknikn survey. Namun dalam prosesnya, terkadang quick count bermasalah karena
tidak ada sinyal dan diakali dengan menye
wa satelit.
Dengan adanya quick count dapat
meminimalisir kecurangan yang ada. Hasil quick count juga diharapkan akurat dan
presisi sehingga mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Quick count adalah sebagai bagian
dari kontrol terhadap pemilu dan bagian dari upaya menegakkan demokrasi serta
mendorong berlangsungnya kejujuran.
Exit pol adalah metode yang
digunakan untuk mengetahui opini publik saat media mereka keluar dari bilik
suara. Biasanya hal ini hanya untuk menggambarkan profil pemilih, misalnya
seperti memilih partai tertentu, pemberi dukungan kandidat yang sesama ras,
suku, agama, pendidikan dan hal lainnya.
No comments:
Post a Comment